AKUNTANSI
KEUANGAN MENENGAH 1
“PERKEMBANGAN
IFRS
DAN LAPORAN KEUANGAN”
Dosen pengampu :
Elva Nuraina, S.E, M.Si
Disusun Oleh Kelompok II Kelas
3A:
1.
Rekhna
Anggarawati
2.
Resta Puji
Astuti
3.
Melani Adina
Hapsari
|
(13.241.019)
(13.241.029)
(13.241.030)
|
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS
PENDIDIKAN
ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
IKIP
PGRI MADIUN
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Keuangan
Menengah 1 ini dengan baik.
Makalah
ini berjudul tentang “Perkembangan IFRS dan Laporan Keuangan”. Kami menyusun
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca. Selain itu, makalah ini
ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1.
Dalam pembuatan makalah ini, tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1)
Ibu Elva Nuraina, S.E,. M.Si, selaku
dosen Akuntansi Keuangan Menengah 1 kami, yang telah membimbing kami dalam
menentukan dan menyelesaikan makalah ini.
2)
Orang tua kami yang telah memberikan
dukungan moral, motivasi, dan dukungan sarana pra-sarana agar dapat
terselesainya laporan makalah ini dengan baik.
3)
Teman kelompok yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
demi kebaikan kesempurnaan makalah ini.
Sekian dari kami dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Madiun, 09 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................
i
Daftar Isi..........................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................
1
A.
Latar Belakang.....................................................................................
1
B.
Rumusan Maslah..................................................................................
1
C.
Tujuan Penulisan...................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
2
A. Perkembangan IFRS.............................................................................
2
B. Perkembangan IFRS di Indonesia........................................................
4
C. Pengertian Laporan Keuangan..............................................................
5
D. Tujuan Laporan Keuangan....................................................................
6
E.
Sususan Laporan
Keuangan..................................................................
7
BAB III PENUTUP.........................................................................................
16
A.
Simpulan...............................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
17
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem perekonomian pasar modern yang
membawa kemajuan dunia mulai bergerak. Semua itu hanya mungkin terjadi karena
didukung oleh akuntansi keuangan. Acuan utama standar akuntansi keuangan yang
berlaku adalah seperangkat standar akuntansi tertulis. Dalam sejarah
perkembangan akuntansi keuangan di dunia, bila kita pelajari dari sudut
akuntansi internasional ternyata dikenal dengan berbagai bagian. Masing-masing bagian
tersebut memlih fokus utama tentang siapa dan untuk tujuan apa yang harus
diutamakan dalam penyusunan laporan keuangan.
Laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan
dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik
perusahaan dan sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
perekembangan IFRS?
2.
Bagaimana
perkembangan IFRS di indonesia?
3.
Apakah
pengertian laporan keuangan?
4.
Apakah tujuan
laporan keuangan?
5.
Bagaimanakah
susunan laporan keuangan?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
perkembangan IFRS.
2.
Mengetahui
perkembangan IFRS di indonesia.
3.
Mengetahui
pengertian laporan keuangan.
4.
Mengetahui
tujuan laporan keuangan.
5.
Mengetahui
susunan laporan keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan International Financial Reporting
Standards (IFRS)
Standar akuntansi
internasional atau International
Financial Reporting Standards (IFRS) sebelumnya bernama International Accounting Standards
(IAS). IAS disusun oleh International Accounting Standard Commitee (IASC),
organisasi pendahulu dari IASB. IASC didirikan pada tahun 1973. Organisasi ini
merupakan kesepakatan dari lembaga akuntansi nasional yang mewakili sepuluh
negara, yaitu Australia, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris, Irlandia,
Kanada, Prancis, dan Amerika Serikat. IASC berkembang dan terakhir memilki
anggota 143 lembaga akuntansi yang mempresentasikan lebih dari 2 juta akuntan.
Pada tahun 1995, IASC menyelesaikan penyususnan satu aset standar akuntansi
komprehensif.
Pada tahun 2001, IASC
berganti menjadi IASB. Semua IAS yang telah diterbitkan diadopsi IASB. Standar
baru yang diterbitkan oleh IASB diberi nama IFRS. Dengan demikian, IFRS
meliputi semua IAS termasuk juga interpretasi standar yang dilakukan oleh
Standing Interpretation Commitee (SIC) dan International Financial Reporting
Interpretatiton Committee (IFRIC).
Tujuan dari IASB disebutkan sebagai
berikut :
1.
Untuk
mengembangkan satu set standar akuntansi yang berkualitas tinggi, yang dapat
dipahami dan diterapkan secara internasioanl.
2.
Untuk
mempromosikan penggunaan standar kepada para pengguna.
3.
Untuk
bekerjasama dengan dewan standar nasioanl dari berbagai negara untuk melakukan
konvergensi dan menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi yang berkualitas.
IFRIC yang sebelumnya
bernama SIC, merupakan lembaga yang bertanggung jawab melakuakan interpretasi
penerapan standar internasional. IFRIC menyiapkan interpretasi bagaimana kasus
khusus harus dipertanggungjawabkan sesuai standar. Interpretasi yang telah
disetujui dipublikasikan oleh IASB. Semua interpretasi dalam bentuk SIC yang
dikeluarkan di bawah supervisi IASC diadopsi oleh IASB.
Pada tahun 2001, IASC
membuat perjanjian dengan International Organization of Security Exchange
Committee (IOSCO). Organisasi ini merupakan perkumpulan lembaga pengatur pasar
modal negara-negara seluruh dunia. Isi perjanjian keduanya menyebutkan bahwa
IASB akan menyelesaikan revisi standar akuntansi dan standar tersebut akan
digunakan oleh negara-negara anggota IOSCO.
Uni Eropa mewajibkan
semua entitas yang terdaftar di pasar modal selurih negara Uni Eropa menggunakan
IFRS pada athun 2005. Negara-negara lain menyusul dengan menggunakan IFRS
sebagau standar akuntansi yang berlaku dinegaranya. Sebagain besar kewajiban
untuk menyusun keuangan berdasarkan IFRS hanya diperuntukkan untuk entitas yang
memliki akuntabilitas signifikan, yaitu entitas yang menjual surat berharganya
di pasar modal atau entitas fidusa. Untuk entitas lain menggunakan standar
lokal atau menggunakan IFRS for SME.
Proses adopsi IFRS
berbeda di setiap negara. Beberapa negara melakukan adopsi penuh tanpa
pengecualian, beberapa negara dengan bahasa Inggris sebagai bahasa resminya
menggunakan IFRS namun tetap diberi nomor menggunakan nomor standar lokal di
negara tersebut, seperti Inggris, Australia, dan Hongkong. Proses kedua adalah
melakukan adaptasi dari IFRS ke dalam standar akuntansi negara tersebut. Proses
adaptasi ini dilakukan dengan menerjemahkan den menyesuaikan beberapa isisnya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara tersebut. Indonesia menggunakan
metode adaptsi, IFRS diterjemahkan dan disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Namun, proses adaptasinya dijelaskan secara transparandalam setiapstandar yang
dikeluarkan.
Standar akuntansi
disusun melalui proses yang dilaksanakan secara transparan dan akuntabel.
Proses tersebut sebgai due proses
yang memeliki komponen :
1.
Dewan standar
yang independen.
2.
Proses
pengembangan standar yang teliti dan sistematis.
3.
Bekerja sama
dengan investor, regulator, pelaku bisnis utama, profesi akuntan global di
setiap tahapan proses.
4.
Berusaha unrtuk
melakukan kolaborasi dengan komunitas dewan penyususun standar.
Selain IFRS,
standar yang banyak digunakan sebagai referensi menyusun standar adalah
US-GAAP. Proses konvergensi antara US-GAAP dan IFRS saat ini sedang
berlangsung. Mulai tahun 2008, regulator pasar modal AS, Securities Exchange
Committe (SEC), telah mengizinkan entitas dari luar AS yang menggunakan IFRS
tidak perlu lagi melakukan rekonsiliasilaporanyya dengan memnggunakan US-GAAP.
Pada tahun 2002, dibat kesepakatan antara IASB dan FASB yang tertuang dalam Norwalk Agreement. Isi dari kesepakatan
tersebut adalah kedua lembaga berkomitmern untuk melakukan konfergensi IFRS dan
US-GAAP. Kesepakatan tersebut ditindak lanjuti dengan mebuat proyek bersama
untuk menghilangkan perbedaan antara IFRS dan US-GAAP.
Semakin banyak
masukan untuk perbaikan maka IFRS akan benar-benar menjadi standar yang dapat
menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal untuk pengambil keputusan
bagi para penggunanya.
B.
Perkembangan IFRS Di Indonesia
Konvergensi ke IAS
/IFRS tidak mungkin dapat ditolak lagi. Ikatan Akuntansi Indonesia pada tahun
2008 mengeluarkan keputusan untuk melakukan konvergensin dengan IFRS yang akan
diberlakukan secara efektif pada tahun 2012. Mulai tahun 2007, DSAK melakukan
proses konvergensi semua standar dengan IFRS. Pengembangan standar pada tahap
ini hampir sama seperti yang terjadi tahun 1994, yaitu kembali pada IFRS.
Proses konvergensi
tahun 2008 lebih ketat karena standar yang diterbitkan benar-benar mengacu pada
IFRS. Jika terdapat pengecualian, DSAK harus mengkaji dan memberikan alasan
mengapa pengecualian tersebut diperlukan. Proses konvergensi tersebut
mengharuskan DSAK melakukan proses pengembangan dengan tiga kategori, yaitu
sebagai berikut.
1.
Merevisi standar
akuntansi yang telah ada untuk disesuiakan dengan pengaturan sesuai IFRS
terbaru.
2.
Menambahkan
standar baru yang sebelumnya belum diatur dalam PSAK.
3.
Mencabut PSAK
yang tidak ada standarnya dalam IFRS.
C.
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan
dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan
dan sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Agar pembaca laporan
keuangan dapat memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan keuangan yang
disusun harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim.
Di Indonesia prinsip
akuntansi disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang menugaskan Panitia Pembina
Pasar Uang dan Modal, hasil perumusan panitia tersebut dibicarakan dalam
Kongres IAI tahun 1973 dan setelah diperbaiki kemudian diterbitkan dalam bentuk
buku dengan judul Prinsip Akuntansi Indonesia. Tahun 1983 dikeluarkan exposure draft untuk memperbaiki prinsip
akuntansi yang lama yang dikeluarkan oleh komite prinsip akuntansi Indonesia
dari IAI, dan sesudah diperbaiki diterbitkan dengan nama Prinsip Akuntansi
Indonesia 1984.
PSAK No. 1 (Revisi
1998) tentang penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan
lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut.
1)
Neraca, yaitu
laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal
tertentu.
2)
Laporan laba
rugi, yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya-biaya selama suatu
periode akuntansi.
3)
Laporan
perubahan ekuitas, yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan ekuitas
dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode.
4)
Laporan arus kas
(cashflow statement), menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang dibedakan
menjadi arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan.
5)
Catatan atas
laporan keuangan.
Penyusunan
laporan keuangan dilakukan secara periodik dan periode yang biasa digunakan
adalah tahunan yang mulai 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember yang
disebut periode tahun kalender. Periode akuntansi bisa juga dimulai dari
tanggal selain 1 Januari. Istilah periode akuntansi sering juga diganti dengan
istilah tahun buku. Walaupun periode akuntansi (tahn buku) yang digunakan
adalah tahunan, manajemen bisa menyusun laporan keuangan untuk periode yang
lebih pendek, misalnya bulanan, triwulan atau kuartal. Laporan keuangan yang
dibuat untuk peroide yang lebih pendek dari satu tahun disebut laporan interim.
D.
Tujuan Laporan Keuangan
Didalam statement of financial
accounting concepts (SFAC) Nomor 1 dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus
menyajikan informasi yang:
a.
Berguna bagi
investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam
membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.
b.
Dapat membantu
investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk
menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uamg di masa yang
akan datang yang berasal dari dividen atau bunga dan dari penerimaan uang yang
berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga
atau pinjaman-pinjaman.
c.
Menunjukkan
sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tertentu
(kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke
pemilik perusahaan), dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian
dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas
sumber-sumber tersebut.
E.
Susuran Laporan Keuangan
1.
Neraca
Neraca adalah laporan
yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu.
Keadaan keuangan ini ditujukan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut
aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva, atau dengan kat
lain, aktiva adalah investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan
sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tertentu. Maka, dapat dilihat
dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah pasiva, di mana
pasiva itu terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak
luar yang disebut utang dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut
modal.
Utang merupakan
milik kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan jumlah-jumlah ini merupakan
kewajiban perusahaanyang harus dilunasi. Cara pelunasan utang ini
bermacam-macam, bisa dengan uang atau pun dibayar dengan barang atau jasa.
Modal menunjukkan modal jumlah milik para pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan.
Jumlah ini timbul dari setoran para pemilik dan perubahan-perubahan nilai
aktiva yang terjadi karena hasil usaha perusahaan.
Bentuk
Neraca
Neraca dapat disusun dalam beberapa
bentuk yang berbeda, bentuk neraca yang sering ditemui dalam praktik ada dua
macam yaitu:
1)
Bentuk Rekening T
Di mana aktiva disusun di bagian kiri
dengan urut-urutan sebagai berikut:
·
Aktiva lancar
·
Investasi jangka
panjang
·
Aktiva tetap
berwujud
·
Aktiva tetap
tidak berwujud
·
Aktiva lain-lain
Sedangkan pasiva
dibagian sebelah kanan dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu utang dan modal.
Utang disusun dengan urut-urutan sebagai berikut:
·
Utang lancar:
ü Utang dagang
ü Utang wesel
ü Utang muka langganan/titipan
ü Utang biaya
ü Utang lancar lain-lain
ü Pendapatan diterima dimuka
ü Utang jangka panjang
ü Utang lain-lain
·
Modal disusun
dalam neraca dengan urut-urutan sebagai berikut:
ü Modal saham beredar
ü Agio/disagio saham
ü Modal penilaian kembali
ü Modal sumbangan
ü Modal lain-lain
ü Laba tidak dibagi
-
Belum ada
tujuannya
-
Dicadangkan
2)
Bentuk Laporan
Bentuk laporan, di mana
aktiva, utang dan modal disusun dengan urutan kebawah (vertikal). Perincian
terhadap masing-masing kelompok baik aktiva, pasiva maupun utang dilakukan
dengan cara yang sama seperti dalam neraca bentuk rekening T. Neraca disusun dalam
jumlah-jumlah kelompok, baik aktiva maupun pasiva. Neraca bentuk laporan dapat
juga disusun dengan rinci, tetapi cara ini hanya dapat digunakan apabila
pos-pos yang ada dalam neraca tidak terlalu banyak. Tetapi apabila pos-posnya
banyak, akan lebih baik jika rincian masing-masing kelompok dibuat sebagai
lampiran dan neracanya disusun secara garis besar.
2.
Laporan
Laba Rugi
Laporan
laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapataan dan
biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.laporan laba
rugi yang kadang disebut laporan penghasilan dan laporan pendapatan. Pentingnya
laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai
perusahaan dan juga mengetahui berepakah hasil bersih atau laba yang didapat
dalam suatu periode.
Susunan Laporan Laba
Rugi
Laporan
laba rugi adalah laporan yang menunjukan hasil dan biaya-biaya selama suatu
periode akuntansi.laporan laba rugi minimal mencangkup pos-pos berikut :
1) Pendapatan
2) Laba
rugi usaha
3) Beban
pinjaman
4) Bagaian
dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diberlakukan
menggunakan metode ekuitas
5) Beban
pajak
6) Laba
dan rugi dari aktivitas normal perusahaan
7) Pos
luar biasa
8) Hak
minoritas, dan
9) Laba
atau rugi bersih untuk periode berjalan
Urutan yang biasa dibuat dalam laporan
laba rugi bentuk stafel adalah sebagai berikut:
1) Hasil
Penjulan atau Pendapatan Jasa
Maksud
dari hasil penjualan ini adalah harga jual kali kuantutas yang dijual, sehingga
di dalamnya tidak termasuk pajak pertambahan nilai (PPN).
2) Harga
Pokok Penjualan
Menunjukan jumlah harga pokok
barang-barang yang dijual selama periode akuntansi yang bersangkutan. Jika
barang yang dijual itu berasal dari pembelian, maka harga pokok penjualan
adalah harga beli kali kuantitas barang yang dijual. Tetapi jika barang yang
dijual berasal dari hasil produksi sendiri, maka terlebih dulu harus dihitung
harga pokok produksinya. Harga pokok penjualannya adalah harga pokok produksi
ditambah harga pokok persediaan barang jadi awal periode dan dikurangi harga
pokok persediaan barang jadi akhir periode.
3) Biaya-Biaya
Usaha
Biaya
usaha dapat dibagi menjadi dua kelompok :
· Biaya
penjualan terdiri dari :
-
Gaji dan komisi salesmen
-
Advertensi, promosi dan lain-lain
-
Bahan pembantu untuk bagian penjualan
atau toko
-
Depresiasi aktiva tetap bagian penjualan
dan toko
-
Depresiasi alat pengangkut penjualan,
dan
-
Semua biaya yang berhubungan dengan
bagian penjualan
· Biaya
aministrasi dan umum, terdiri dari:
-
Gaji pimpinan dan pegawai kantor
-
Bahan pembantu untuk kantor
-
Depresiasi aktiva tetap kantor
-
Telepon, perangko, sumbangan dan
lain-lain
· Pendapatan
dan Biaya Lain
Pendapatan
lain-lain terdiri dari pendapatan bunga, deviden,sewa, royalty dan fee.
Biaya
lain-lain terdiri dari biaya bunga dan biaya-biaya yang terjadi karena usaha
untuk memperoleh pendapatan lain-lain.
Bentuk Laporan Laba
Rugi
1)
Multiple step (Bertahap)
Bentuk multiple step adalah bentuk
laporan laba rugi dimana dilakukan beberapa pengelompokan terhadap
pendapatan-pendapatan dan biaya yang disusun dalam urutan-urutan tertentu
sehingga biasa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut :
Ø Laba
Bruto
Ø Penghasilan
Laba Bersih
Ø Penghasilan
Bersih Sebelum Pajak
Ø Pengasilan
Bersih Setelah Pajak
Ø PenghasilanBersih
dan Elemen-elemen Luar Biasa
2) Single
Step
Dalam bentuk ini tidak dilakukan
pengelompokan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan diluar
usaha tetapi hanya dipisahkan antara :
Ø Pendapatan-pendapatan
dan laba-laba
Ø Biaya-biaya
dan kerugian-kerugian
Contoh
format laporan laba rugi :
Estelle Company
Laporan laba-rugi
Per 31 Desember 2012
Pendapatan penjualan:
|
|||
Penjualan
|
5.000
|
||
Diskon Penjualan
|
20.000
|
||
Pendapatan Penjualan Bersih
|
25.000
|
||
Persediaan Barang Dagang Awal
|
|
550.000
|
|
Pembelian
|
1.200.000
|
|
|
Diskon Pembelian
|
14.000
|
|
|
Pembelian Bersih
|
1.186.000
|
|
|
Biaya angkut dan transportasi masuk
|
100.000
|
|
|
Barang tersedia untuk dijual
|
|
1.286.000
|
|
Persediaan barang dagang akhir
|
|
560.000
|
|
Harga pokok penjualan
|
|
|
1.276.000
|
Laba kotor atas penjualan
|
|
|
3.704.000
|
Beban Operasi
|
|
|
|
· Beban
Penjualan
|
|
|
|
Gaji dan
komisi penjualan
|
350.000
|
|
|
Beban iklan
|
70.000
|
|
|
Beban angkut
dan transportasi keluar
|
80.000
|
|
|
Penyusutan
peralatan penjulan
|
20.000
|
|
|
Beban telepon
|
30.000
|
|
|
|
|
550.000
|
|
· Beban
Administrasi
|
|
|
|
Beban jasa
hukum
|
100.000
|
|
|
Beban asuransi
|
15.000
|
|
|
Penyusutan
bangunan
|
30.000
|
|
|
Penyusutan
peraltan kantor
|
10.000
|
|
|
|
|
145.000
|
|
Jumlah beban
|
|
|
659.000
|
Laba dari hasil opersi
|
|
|
3.009.000
|
Pendapatan dan keuntungan lain
|
|
|
|
Pendapatan
sewa
|
|
|
2.500.000
|
Laba sebelum pajak
|
|
|
5.509.000
|
Pajak
|
|
|
100.000
|
Laba bersih
|
|
|
5.409.000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Contoh
Format Laporan Laba Rugi Single Step
Estelle Company
Laporan laba-rugi
Per 31 Desember 2012
Pendapatan
|
||
Penjualan
bersih
|
4.980.000
|
|
Pendapatan
sewa
|
2.500.000
|
|
Total
pendapatan
|
|
7.800.000
|
Beban
|
|
|
Harga pokok
penjualan
|
1.276.000
|
|
Beban penjualan
|
550.000
|
|
Beban
adminstrasi
|
145.000
|
|
Beban pajak
penghasilan
|
100.000
|
|
Total beban
|
|
2.071.000
|
Laba bersih
|
|
5.409.000
|
3.
Laporan
Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah bagian
dari laporan dengan yang mencatat informasi tentang penyebab bertambahnya atau
berkurangnnya modal selama kurun waktu tertentu.
Unsur-unsur laporan perubahan modal
biasanya dari modal awal, laba/rugi bersih, prive, penanaman modal, dan hasil
akhir.
Perubahan Modal Akhir
per Periode = M. awal + (laba bersih – prive)
Estelle Company
Laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2012
Modal awal, 1 Januari 2012
|
22.000.000
|
|
Laba bersih
|
5.409.000
|
|
Prive
|
800.000
|
|
Penambahan Modal
|
|
4.609.000
|
Modal akhir, 31 Desember 2012
|
|
26.609.000
|
4.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan
ringkasan dari pemnerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode
tertentu.
Laporan arus kas mengandung
dua macam aliran atau arus kas yaitu :
1.
Cash
Inflow
Cash inflow
adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan
kas (penerimaan kas). Arus kas yang termasuk Cash Inflow :
a.
Hasil
penjualan produk/jasa perusahaan
b.
Penagihan
piutang dari penjualan kredit
c.
Penjualan
akriva tetep yang ada
d.
Penerimaan
investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas
e.
Pinjaman/hutang
dari pihak lain
f.
Penerimaan
sewa dan pendapatan lain
2.
Cash
Out Flow
Cash out
flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan
beban pengeluaran kas. Arus kas keluar terdiri dari :
a.
Pengeluaran
biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
b.
Pengeluaran
biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
c.
Pembelian
aktiva tetap.
d.
Pembayaran
hutang-hutang perusahaan.
e.
Pembayaran
kembali investasi dari pemilik perusahaan.
f.
Pembayaran
sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.
5.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan
adalah catatan tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan
keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi
lebih lanjut. Catatan atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan
item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih
komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. Catatan atas Laporan Keuangan
dapat mencakup informasi tentang hutang, kelangsungan usaha, piutang,
kewajiban kontinjensi, atau informasi kontekstual untuk menjelaskan angka-angka
keuangan (misalnya untuk menunjukkan gugatan).
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Standar akuntansi
internasional yang saat ini digunakan dan dijadikan acuan secara internasional
adalah IFRS yang dikeluarkan oleh IASB. Sebelumnya lembaga ini bernama IASC dan
standar yang dikeluarkan adalah IAS. Indonesia melakukan konvergensi penuh IFRS
mulai tahun 2012.
Laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasa dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Susunan laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Zaki Baridwan. 2008. Intermediet Accounting. Yogyakarta:
BPFF-YOGYAKARTA
Dwi Martani. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.
Jagakarsa-Jakarta Selatan: Salemba Empat
Haryono Yusuf. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: STIE
YKPN Yogyakarta
Hans Kartika Hadi. 2012. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK
berbasis IFRS. Jakarta: Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar