A.
PENERBITAN
OBLIGASI
Obligasi adalah jenis hutang jangka
panjang yang paling sering dilaporkan dalam neraca perusahaan. Tujuan utama
dari obligasi adalah meminjamkan dalam jangka panjang apabila jumlah modal yang
diperlukan terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberian pinjaman. Dengan
menerbitkan obligasi dalam pecahan $100, $1.000, atau $10.000, sejumlah besar
hutang janga panjang dapat dibagi menjadi banyak unit investasi yang kecil,
sehingga memungkinkan lebih dari satu pemberian pinjaman berpartisipasi dalam
memberikan pinjaman.
Obligasi
yang timbul dari suatu kontak dikenal sebagai indenture obligasi (bond
indenture) dan merupakan janji untuk membayar :
1. Sejumlah
uang yang sudah ditetapkan pada jatuh tempo
2. Ditambah
bunga periodik pada tingkat tertentu atas jumlah yang jatuh tempo (nilai
nominal). Setiap obligasi dinyatakan dengan sertifikat dan mempunyai nilai
nominal $1.000. pembayaran bunga obligasi biasanya dilakukan secara setengah
tahunan, meskipun suku bunga pada umumnya dinyatakan tahunan.
Keseluruhan obligasi yang
diterbitkan dapat dijual kepada bank investasi yang bertindak sebagai agen penjualan
dalam proses pemasaran obligasi. Dalam perjajian seperti ini, bank investasi
dapat menanggung keseluruhan penerbitan dengan menjamin sejumlah tertentu
kepada perusahaan, sehingga memikul resiko penjualan obligasi pada harga
berapapun yang dapat mereka capai (penanggungan perusahaan), atau dapat menjual
obligasi yang diterbitkan dengan komisi yang akan dikurangkan dari hasil
penjualan itu (penanggungan upaya terbaik). Selain itu, perusahaan enerbit juga
dapat memilih untuk menawarkan obligasi yang diterbitkan ke pihak swasta dengan
menjual obligasi secara langsung ke institusi besar, yaitu institusi keuangan
atau bukan, tanpa bantuan dari perusahaan penanggung (penjaminan swasta).
B.
AKUNTANSI
HUTANG OBLIGASI
Akutansi terhadap hutang obligasi dilaksanakan
atas dasar harga pokok, yang diukur dengan harga jual bersih dari obligasi
tersebut. Selanjutnya harga pokok tersebut akan disesuaikan secara periodik
dengan atmortisasi premium atau atmortisasi diskontro, sehingga pada tanggal
jatuh temponya akan sama dengan nilai nominalnya. Akutansi terhadap hutang
obligasi selengkapnya adalah :
1. Pada saat menerbitkan
Surat Obligasi (issue of Bonds)
Persetujuan untuk menerbitkan
obligasi biasanya berasal dari Dewan Komisaris atau Rapat Umum Pemegang Saham, tergantung
pada sistem prosedur otorisasi perusahaan yang bersangkutan.
Pencatatan pada saat penerbitan
surat obligasi ini dapat dipilih satu diantara dua cara sebagai berikut :
a. Terhadap
penerbitan surat obligasi dibuat jurnal pencatatan
b. Terhadap
penerbitan obligasi hanya dibuat momerandum.
Pemakaian kedua cara tersebut adalah sebagai
berikut:
a.
Terhadap
penerbitan surat obligasi dibuat jurnal pencatatan
Jika cara ini yang dipakai, maka
saat menerbitkan obligasi dicatat dengan mendebet rekening. Hutang obligasi yang belum beredar dan
menkredit rekening Hutang Obligasi masing-masing
sebesar nominal hutang obligasi yang diterbitkan. Misalnya PT “Utami Dewi”
menerbitkan 1.000 lembar obligasi 18% nominal @Rp 10.000,-. Transaksi dicatat :
Hutang
Obligasi 18% Belum Beredar Rp
10.000.000
Hutang Obligasi 18 Rp
10.000.000,-
Mencatat
penerbitan obligasi.
Pada saat obligasi tersebut dijual
akan dicatat dengan mendebit rekening kas
sebesar kas yang diterima, dan mengkredit rekening Hutang Obligasi Yang Belum Beredar sebesar nilai nominalnya.
Apabila harga jual obligasi tersebut tidak sama dengan nilai nominalnya, maka
selisihnya tidak boleh diakui sebagai laba atau rugi, tetapi harus diakui
sebagai Premium Hutang Obligasi yaitu
sebagai berikut :
1) Jika
harga dijual lebih tinggi dibanding nilai nominalnya, maka selisihnya
dikreditkan ke rekening Premium Hutang Obligaasi. Misalnya PT “Utami Dewi”
tersebut berhasil menjual ssemua obligasi yang diterbitkan (1.000 lwmbar)
dengan harga @ Rp11.500,- maka akan dicatat :
Kas
Rp
11.500.000,-
Hutang obligasi 18%
Belum beredar Rp
10.000.000,-
Premium obligasi 18% Rp 1.500.000,-
Mencatat
penjualan obligasi
Yang diterbitkan.
2) Jika
harga jual lebih rendah dibandingkan nilai nominalnya maka selisihnya
diterbitkan Diskontro Hutang Obligasi. Misalnya
PT “Utama Dewi” tersebut berhasil menjual semua obligasi yang diterbitkan
dengan harga @ Rp9.600, maka dicatat :
Kas
Rp 9.600.000,-
Diskontro
hutang obligasi 18% Rp 400.000,-
Hutang
obligasi 18%
Belum
beredar
Rp
10.000.000,-
Mencatat
penjualan obligasi yang diterbitkan.
b.
Terhadap
penerbitan obligasi yang hanya dimuat di memorandum
Jika cara kedua ini dipakai, maka
pada saat penerbitan obligasi tidak dibuat jurnal. Bagian akutansi hanya
membuat memorandum tentang penerbitan tersebut.
Pada saat obligasi tersebut dijual
akan dicatat dengan mendebet rekening kas
sebesar kas yang diterima dan mengkredit rekening Hutang Oblogasi sebesar nilai nominalnya. Apabila ada perbedaan
antara harga jual obligasi dengan nilai nominal obligasi akan diperlakukan
sebagai Premium Hutang Obligasi atau Diskontro Hutanh Obligasi.sama dengan
cara pertama tersebut diatas. Oleh karena itu jurnal untuk mencatat penjualan
1.000 lembar obligasi 18% nominal @ Rp10.000 dengan harga @ Rp11.500 adalah :
Kas Rp
11.500.000
Hutang
obligasi 18%
Rp
10.000.000
Premium
Hutang Obligasi 18% Rp 1.500.000
Mencatat
penjualan obligasi yang diterbitkan.
Pembahasan
selanjutya dalam bab ini didasarkan pada anggapan bahwa perusahaan menggunakan
cara yang kedua ini.
2.
Penjualan
Surat Obligasi
Surat
obligasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan dapat dijual kepada pihak lain
dengan berbagai cara.
a.
Dijual secara tunai
b.
Ditukar dengan aktiva
selain kas
c.
Ditukar dengan obligasi
lain yang beredar
Akutansi
untuk masing-masing cara tersebut adalah sebagai berikut:
a. Surat
Obligasi Dijual Tunai
Surat obligasi yang
dijual secara tunai mempunyai kemungkinan untuk dijual dengan harga:
·
sebesar nilai nominal
·
Lebih kecil atau
dibawah nilai nominal
·
Lebih besar atau
dibawah nilai nominal
Akutansi
untuk masing-masing kemungkinan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Obligasi dijual secara
tunai seharga nilai nominal
Jika
obligasi dijual secara tunai sebesar nilai nominal maka akan dicatat dengan
mendebit rekening kas dan mengkredit
rekening Hutang Obligasi,
masing-masing sebesar nilai nominal.
Sebagai
contoh, pada tanggal 1 maret 1984 PT “Pramudya” menjual 1000 lembar obligasi
18% yang bunganya dibayarkan tiap-tiap tanggal 1 maret dan 1 september sehingga
nilai nominalnya, yaitu Rp25.000,- per lembar. Transaksi ini dicatat:
1984
Kas
Rp25.000.000,-
Mrt.
1 Hutang Obligasi 18%
Rp25.000.000,-
Mencatat penjualan obligasi.
2.
Obligasi dijual secara
tunai dengan harga dibawah nilai nominal
Jika
obligasi dijual secara tunai dengan harga dibawah nilai nominal, akan dicatat
dengan mendebit rekening kassebesar
harga jual bersih, mengkredit rekeninh Hutang
Obligasi sebesar nilai nominal, dan selisih antara harga jual dengan nilai
nominal, dan selisih antara harga jual dengan nilai nominalnya akan diterbitkan
kedalam rekening Diskontro Hutang
Obligasi.
Misalnya
PT “Pramudya” tersebut berhasil menjual 1.000 lembar obligasi yang nominalnya
Rp25.000,- perlembar dengan harga Rp22.500,- perlembar akan dicatat:
1984
Mrt.1
|
Kas Rp
22.500.000
Diskontro
hutang Obligasi 18% 2.500.000
Hutang
Obligasi 18% Rp
25.000.000
Mencatat
Penjualan Obligasi
|
3.
Obligasi dijual secara
tunai dengan harga diatas nominal
Jika
obligasi dijual secara tunai dengan harga diatas nilai nominal, maka akan
dicatat dengan mendebet rekening kas
sebesar harga jual, mengkredit rekening
sebesar nilai nominal, dan selisih antara harga jual dan nilai nominal
yang akan dikreditkan kerekening Premium
Hutang Obligasi
Misalnya
PT “Pramudya” tersebut berhasil menjual 1.000 lembar obligasi yang nominalnya
Rp25.000 per lembar dengan harga Rp26.000 per lembar. Transaksi ini akan
dicatat:
1984
Mrt
1
|
Kas Rp
26.000.000
Hutang
Obligasi 18% Rp
25.000.000
Premium
Hutang Obligasi 18% Rp 1.000.000
Mencatat
Penjualan Obligasi
|
Sering
kali penjualan obligasi tidak terjadi pada tanggal pembayaran bunga. Apabila
hal ini terjadi maka kas yang akan diterima dalam transaksi tersebut berasal
dari dua sumber yaitu harga jual obligasi ditambah bunga berjalan. Bunga
berjalan itu dihitung sejak tanggal pembayaran bunga yang berakhir sampai
dengan tanggal terjadinya transaksi penjualan. Transaksi ini akan dicatat
dengan mendebet rekening kas sebesar kas yang diterima, mengkredit
rekening Hutang Obligasi sebesar
nilai nominal dan rekening Biaya Bunga
sebesar bunga berjalan. Apabila dalam transaksi tersebut harga jualnya tidak
sama dengan nilai nominalnya, maka selisih akan didebetkan rekening Diskontro Hutang Obligasiatau
dikreditkan ke rekening Premium Hutang Obligasi.
Sebagai
contoh, penjualan 1.000 lembar obligasi 18% dangan nominal Rp25.000,- per
lembar yang bunganya dibayar tiap-tiap tanggal 1 maret dan 1 september, dengan
harga Rp26.000,- per lembar tersebut terjadi pada tanggal 1 juli 1984. Sehingga
jumlah kas terdiri atas:
-
Harga jual obligasi
=1000 X Rp 26.000 =Rp
26.000.000
-
Bunga berjalan =18% X
4/12 X Rp 25.000.000 =Rp 1.500.000
Rp
27.500.000
b.
Surat obligasi
ditularka dengan aktiva selain kas
Jika
obligasi di tukarkan dengan aktiva selain kas, maka aktiva yang diterima
tersebut akan di debit sebesar harga
pasarnya yang layak atas aktiva tersebut, dan rekening hutang obligasi akan
dikredit sebesar nilai nominal nya. Apabila harga pasar aktiva yang diterima
tersebut tidakdiketahui, maka aktiva tetap yang diterima akan didebet sebesar
harga pasar obligasi.
Apabila
ada perbedaan antara harga pasar aktiva tetap atau harga obligasi dengan
nominal obligasi, mka sekisih akan dioerlukan sebagai premium atau diskontro
hutang obligasi.
c.
Surat obligasi
dikeluarkan dengan obligasi lain
Surat obligasilain berarti dipakai untuk
melunasi hutang obligasi lain, yang akan dibahas lebih lanjut di dalam bab ini
mengenai penarikan obligasi.
3.
Biaya
Bunga
Dengan menerbitkan hutang obligasi
perusahaan tertarik untuk membayar biaya bunga pada tanggal tiap-tiap
pembayaran bunga, seperti yang telah diatur dalam perjanjian. Besarnya bunga
yang dibayarkan ini jumlah nya dihitung dengan rumus:
Bunga= Tingkat Bunga Nominal X
Nilai Nominal Hutang Obligasi
Setiap pembayaran biaya bunga
perusahaan akan mencatat dengan mendebit rekening Biaya Bunga den mengkredit
rekening Kas masing-masing sebesar biaya bunga dibayarkan
4.
Armortisasi
premium atau Diskontro Hutang Obligasi
Seperti yang telah diuraikan
dimuka bahwa hutang obligasi dilaksanakan atas dasar hutang pokok yang diukur
dengan harga jual bersih. Di lain pihak pada tanggal jatuh temponya hutang
obligasi akan dilunasi sebesar nilai nominalnya. Oleh karena itu apabila
didalam penjualan obligasi timbul premium atau diskontro, maka akan di
amortisasi selama jangka waktu hutang obligasi yang bersangkutan, sehingga pada
tanggal jatuh temponya semua premium atau diskontro sudah habis diamortisasi.
Amortisasi pada premium atau diskontro tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Amortisasi Premium
Hutang Obligasi
Adanya
Premium hutang obligasi menimbulkan dua akibat bagi perusahaan yaitu:
·
Perusahaan mengakui
hutang obligasi yaitu lebih tinggi (terlalu tinggi) bila dibandingkan hutang
yang resmi yang nantinya akan dibayarkan pada waktu jatuh tempo.
sebenarnya
ditanggung perusahaan. Perusahaan mengakui biaya bunga sejumlah biaya bunga
yang dibayarkan pada tiap-tiap tanggal pembayaran bunga.
Sebenarnya
hutang perusahaan hanya sebesar nominal hutang obligasi saja. Sedangkan biaya
bunga yang ditanggung perusahaan (BBT) adalah selisih antara kas yang diterima
perusahaan (KKI). Kas yang diterima perusahaan adalah sama dengan harga jual
obligasi, yang dalam hal ini terdiri atas nilai nominal (NN) ditambah Premium
Hutang Obligasi (PHO). Sedangkan kas yang dikeluarkan (KKI) terdiri atas biaya
bunga yang dibayarkan (BBD) ditambah pelunasan hutang obligasi yang besarnya
sama dengan nilai nominal obligasi, atau secara matematis dapat dinyatakan
bahwa KKI = BBD + NN. Dengan demikian besarnya bunga yang harus ditanggung
perusahaan dapat dihitung:
BBT= KKI-KDt
BBT= (BBD+NN)-(NN+PHO)
BBT= BBD+NN-NN-PHO
BBT= BBD-PHO
Jadi biaya bunga yang harus
ditanggung perusahaan adalah samadengan biaya bunga yang dibayarkan dikurangi
hutang premium obligasi.
Dengan
kata lain, adanya premium hutang obligasi mengakibatkan hutang obligasi dan
biaya bunga diakui terlalu besar, masing-masing sebesar premium tersebut.
Rekening-rekening yang diakui terlalu besar
tersebut harus disesuaikan secara
periodic dengan amortisasi premium, yang dicatat dengan mendebet rekening
Premium Hutang Obligasi dan Biaya Bunga.
b.
Amortisasi Diskontro
Hutang Obligasi
Terjadinya
diskontro hutang obligasi merupakan kebalikan dari terjadinya Premium Hutang
Obligasi. Oleh karena itu akibatnya juga mrupakan kebalikan dari akibat adanya premium
hutang obligasi. Terjadinya diskontro hutang obligasi mengakibatkan Hutang Obligasi dan Biaya Bunga diakui
terlalu rendah, masing-masing sebesar diskontro tersebut. Oleh karena itu
rekening-rekening tersebut harus disesuaikan secara periodic dengan atmortisasi
diskontro hutang obligasi yang dicatat dengan cara mendebit rekening biaya
bunga dan mengkredit rekening diskontro hutang obligasi. Jadi diskontro hutang
obligasi tersebut solah-olah (pada prinsipnya) merupakan porsekot biaya bunga.
Pencatat
terhadap atmortisasi premium hutang obligasi atau atmortisasi diskontro hutang
obligasi dapat dilakukan pada tiap-tiap akhir tahun atau tiap-tiap pada tanggal
pembayaran biaya bunga. Sedangkan besarnya atmortisasi dicatat untuk tiap-tiap
periode dapat dihitung dengan beberapa metode, satu diantaranya adalah metode
garis lurus (straight line method). Didalam metode garis lurus ini premium atau
diskontro hutang obligasi dapat diamortisasi secara proporsional dengan waktu.
Besarnya tarip atmortisasi dapat dihitung dengan rimus:
A
= P atau D
JWO
|
Dimana:
A=
Tarip atmortisasi premium atau diskontro hutang obligasi.
P=
Premium hutang obligasi
D=
Diskontro hutang obligasi
JWO=
Jangka waktu hutang obligasi, yang
dihitung sejak tanggal-tanggal penjualan sampai anggal jatuh tempo.
C.
JENIS
DAN PERINGKAT OBLIGASI
Beberapa jenis obligasi yang bias dijumpai dalam
praktik adalah :
1.
Obligasi berjaminan dan
tanpa jaminan. Obligasi berjaminan (secured bonds) didukung oleh janji dari
beberapa orang peminjam. Obligasi hipotik dijamin oleh klaim atas real estat.
Obligasi perwakilan kolateral dijamin oleh saham dan obligasi koprasi lain.
Obligasi yang tidak didukung oleh jaminan disebut obligasi tanpa jaminan.
Obligasi debenture merupakan obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds). Junk
bond juga merupakan obligasi tanpa jaminan dan sangat beresiko, sehingga harus
membayar suku bunga yang tinggi. Obligasi ininsering digunakan untuk membiayai
leveraged buyoud.
2.
Obligasi berjangka,
obligasi berseri, dan obligasi yang dapat ditebus. Terbitan obligasi yang jatuh
tempo pada satu tanggal disebut obligasi berjangka, sementara terbitan yang
jatuh tempo dengan serangkaian pembayaran angsuran disebut obligasi berseri.
Obligasi yang jatuh tempo secara berseri digunakan oleh sekolah atau dinas
kebersihan, kotapraja, atau dinas perpajakan daerah yang meminjam uang melalui
retribusi khusus. Obligasi yang dapat ditebus (callable bonds) memberikan
kepada penerbitnya hak untuk menebus dan menarik obligasi itu sebelum jatuh
temponya.
3.
Obligasi convertible,
obligasi yang didukung komoditas, dan dengan diskonto besar. Jika obligasi
dapat dikonversi sekuritas lain korporasi dalam jangka waktu tertentu setelah
penerbitannya, maka obligasi ini disebut obligasi convertible (convertible
bonds). Dua jenis obligasi yang baru telah dikembangkan dalam rangka menarik
modal dalam pasar uang yang ketat obligasi yang didukung komoditas dan obligasi
dengan diskonto besar (deep-discount bonds).
4.
Obligasi yang didukung
komoditas (disebut juga obligasi yang berkaitan dengan aktiva) dapat ditebus
dalam ukuran komoditas, seperti minyak dalam barel, batubara dalam ton, dan
logam mulia dalam ons. Sebagai ilustrasi, sunshine mining, sbuang produsen
pertambangan perak, menjual dua terbitan obligasi yang dapat ditebus baik secara
tunai sebesar $1.000 maupun dengan 50 ons perak, mana yang lebih besar pada
tanggal jatuh tempo, dan mempunyai suku bunga ditetapkan sebesar 8,5%. Masalah
akuntansinya adalah memproyeksikan nilai jatuh tempo, terutama harga perak
berfluktuasi antara $4 sampai $40 per ons sejak penerbitan.
5.
Obligasi terdaftar dan
obligasi atas unjuk (kupon). Obligasi yang diterbitkan atas nama pemilik adalah
obligasi terdaftar dan mensyaratkan penyerahan sertifikat serta penerbitan
sertifikat baru untuk menyelesaikan penjulan. Namun, obligasi atas unjuk atau
kupon tidak dapat dicatat atas nama pemilik dan dapat ditransfer dari satu
pemilik ke yang lainnya hanya dengan penyerahan.
Obligasi laba dan obligasi
pendapatan. Obligasi laba (income bonds) tidak membayar bunga kecuali
perusahaan penerbitnya merai laba. Obligasi pendapatan, (revenue bonds) yang
disebut demikian karena menbayar bunga dari sumber pedapatan tertentu, paling
sering dikeluarkan oleh Bandar udara, listrik sekolah, otoritas jalan tol, dan
lembaga pemerintahan.
D.
PENILAIAN
HUTANG OBLIGASI
Penerbitan dan pemasaran obligasi
kepada publik tidak akan terjadi dalam satu malam. Biasanya diperlukan waktu
selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan untuk melakukannya.
Penanggung harus ditetapkan, persetujuan securities exchange commission harus
diperoleh, audit dan penerbitan prospektur mungkin diperlukan, dan sertifikat
harus dicetak. Seringkali, persyaratan dalam indenture obligasi ditetapkan jauh
sebelu penjualan obligasi dilakukan. Antara tanggal penetapan syarat dan
penerbitan obligasi, kondisi pasar serta posisi keuangan korporasi yang
menerbitkan dapat berubah secara signifikan. Perubahan tersebut dapat
mempengaruhi daya pemasaran obligasi serta harga jualnya.
Harga jual obligasi ditetapkan oleh
fenomena umum seperti penawaran dan permintaan dari pembeli serta penjual,
resiko relative, kondisi pasar, dan keadaan perekonomian. Masyarakat investasi
menilai obligasi pada nilai sekarang dari arus kas masa depannya, yang terdiri
dari (1) bunga dan (2) pokok. Suku bunga yang digunakan untuk menghitung nilai
sekarang dari arus kas ini adalah suku bungan yang memberikan pengembalian yang
dapat diterima, yang sebanding dengan karakteristik resiko penerbitnya.
Suku bunga yang ditulis dalam
persyaratan indenture obligasi (dan biasanya terletak pada sertifikat obligasi)
dikenal sebagai suku bunga ditetapkan, kupon, atau nominal. Suku bunga ini,
yang ditetapkan oleh penerbit obligasi, dinyatakan sebagai persentase dari
nilai nominal, yang disebut juga nilai pari (par value) jumlah pokok atau nilai
jatuh tempo obligasi trsebut. Jika suku bunga digunakan oleh masyarakat
investasi (pembeli) berbeda dengan suku bunga ditetapkan, maka nilai sekarang
obligasi yang dihitung oleh pembeli (dan harga beli berjalan)akan berbedadengan
nilai nominal obligasi. Selisih antara nilai nominal dan nilai sekarang
obligasi bias berupa diskonto atau premi. Jika obligasi dijual lebih rendah
dari nilai nominalnya, maka obligasi tersebut dijual dengan diskonto. Jika
obligasi dijual lebih tinggi dari nilai nominalnya, maka obligasi tersebut
dijual dengan premi.
Suku bangsa
aktual yang dihasilkan oleh pemegang obligasi disebut hasil efektif (effective
yield), atau suku bunga pasar (market rate). Jika obligasi dijual dengan
diskonto, maka hasil efektifnya lebih tinggi dari suku bunga ditetapkan.
Sebaliknya, jika obligasi dijual pada premi, maka hasil efektifnya lebih rendah
dari suku bunga ditetapkan. Pada saat obligasi beredar, harganya dipengaruhi
oleh beberapa variable, dimana yang sangat berpengaruh adalah suku bunga pasar.
Hal ini merupakan hubungan terbalik antara suku bunga pasar dengan harga
obligasi. Hal ini akan digambarkan secara grafis. Kerugian pokok obligasi yang
besar ini terutama yang dialami federal reserve’s telah meningakatkan suku
bunga jangka pendek sebesar 1,5% pada pertengahan 1990-an.
E.
METODE
BUNGA EFEKTIF
Prosedur yang dipilih profesi
akuntansi untuk amortisasi diskonto atau premi adalah metode bunga efektif
(disebut juga amortisasi nilai sekarang). Dalam metode bunga efektif:
1. Beban
bunga obligasi pertama kali dengan mengalikan nilai tercatat obligasi pada awal
periode dengan suku bunga efektif.
2. Amortisasi
diskonto dan premi obligasi kemudian ditentukan dengan membandingakan bunga
obligasi terhadap bunga dibayarkan.
Metode bunga efektif menghasikan
beban bunga periodik yang sama dengan persentase konstan dari nilai tercatat di
obligasi itu. Karena persentase adalah suku bunga efektif yang dikeluarkan
peminjam pada waktu penerbitan, maka metode bunga garis-lurus.
Metode bunga
efektif dan metode garis-lurus keduanya menghasilkan jumlah total beban bunga
yang sama selamanya jangka waktu obligasi, dan jumlah tahunan beban bunga
umumnya sama. Akan tetapi, apabila jumlah tahunan berbeda secara material, maka
metode bunga efektif disyaratkan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hutang
obligasi merupakan kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam
jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi (1 tahun) dihitung dari tanggal
pembuatan neraca. Hutang jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan
membutuhkan tambahan dana. Jenis-jenis hutang jangka panjang meliputi : hutang
obligasi, hutang hipotek, dan hutang wesel jangka panjang. Hutang hipotek dan
hutang wesel jangka panjang relatif sedikit cakupannya jika dibandingkan dengan
hutang obligasi. Obligasi mengandung berbagai masalah dan variasi yang
berpengaruh pula pada akuntansinya sehingga cakupannya sangat luas.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sugiarto. 1987. Dasar-Dasar Akuntansi 2. Yogjakarta:
BPFE.
Kieso, Donald E.
2002. Inter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar