Minggu, 17 Juli 2016



A.    PENERBITAN OBLIGASI
Obligasi adalah jenis hutang jangka panjang yang paling sering dilaporkan dalam neraca perusahaan. Tujuan utama dari obligasi adalah meminjamkan dalam jangka panjang apabila jumlah modal yang diperlukan terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberian pinjaman. Dengan menerbitkan obligasi dalam pecahan $100, $1.000, atau $10.000, sejumlah besar hutang janga panjang dapat dibagi menjadi banyak unit investasi yang kecil, sehingga memungkinkan lebih dari satu pemberian pinjaman berpartisipasi dalam memberikan pinjaman.
           Obligasi yang timbul dari suatu kontak dikenal sebagai indenture obligasi (bond indenture) dan merupakan janji untuk membayar :
1.      Sejumlah uang yang sudah ditetapkan pada jatuh tempo
2.      Ditambah bunga periodik pada tingkat tertentu atas jumlah yang jatuh tempo (nilai nominal). Setiap obligasi dinyatakan dengan sertifikat dan mempunyai nilai nominal $1.000. pembayaran bunga obligasi biasanya dilakukan secara setengah tahunan, meskipun suku bunga pada umumnya dinyatakan tahunan.
                         Keseluruhan obligasi yang diterbitkan dapat dijual kepada bank investasi yang bertindak sebagai agen penjualan dalam proses pemasaran obligasi. Dalam perjajian seperti ini, bank investasi dapat menanggung keseluruhan penerbitan dengan menjamin sejumlah tertentu kepada perusahaan, sehingga memikul resiko penjualan obligasi pada harga berapapun yang dapat mereka capai (penanggungan perusahaan), atau dapat menjual obligasi yang diterbitkan dengan komisi yang akan dikurangkan dari hasil penjualan itu (penanggungan upaya terbaik). Selain itu, perusahaan enerbit juga dapat memilih untuk menawarkan obligasi yang diterbitkan ke pihak swasta dengan menjual obligasi secara langsung ke institusi besar, yaitu institusi keuangan atau bukan, tanpa bantuan dari perusahaan penanggung (penjaminan swasta).

B.     AKUNTANSI HUTANG OBLIGASI

Akutansi terhadap hutang obligasi dilaksanakan atas dasar harga pokok, yang diukur dengan harga jual bersih dari obligasi tersebut. Selanjutnya harga pokok tersebut akan disesuaikan secara periodik dengan atmortisasi premium atau atmortisasi diskontro, sehingga pada tanggal jatuh temponya akan sama dengan nilai nominalnya. Akutansi terhadap hutang obligasi selengkapnya adalah :
1.      Pada saat menerbitkan Surat Obligasi (issue of Bonds)
Persetujuan untuk menerbitkan obligasi biasanya berasal dari Dewan Komisaris atau Rapat Umum Pemegang Saham, tergantung pada sistem prosedur otorisasi perusahaan yang bersangkutan.
Pencatatan pada saat penerbitan surat obligasi ini dapat dipilih satu diantara dua cara sebagai berikut :
a.       Terhadap penerbitan surat obligasi dibuat jurnal pencatatan
b.      Terhadap penerbitan obligasi hanya dibuat momerandum.
Pemakaian kedua cara tersebut adalah sebagai berikut:
a.            Terhadap penerbitan surat obligasi dibuat jurnal pencatatan
Jika cara ini yang dipakai, maka saat menerbitkan obligasi dicatat dengan mendebet rekening. Hutang obligasi yang belum beredar dan menkredit rekening Hutang Obligasi masing-masing sebesar nominal hutang obligasi yang diterbitkan. Misalnya PT “Utami Dewi” menerbitkan 1.000 lembar obligasi 18% nominal @Rp 10.000,-. Transaksi dicatat :
                        

Hutang Obligasi 18% Belum Beredar                           Rp 10.000.000
                                   
           Hutang Obligasi 18                                                                                 Rp 10.000.000,-
Mencatat penerbitan obligasi.

Pada saat obligasi tersebut dijual akan dicatat dengan mendebit rekening kas sebesar kas yang diterima, dan mengkredit rekening Hutang Obligasi Yang Belum Beredar sebesar nilai nominalnya. Apabila harga jual obligasi tersebut tidak sama dengan nilai nominalnya, maka selisihnya tidak boleh diakui sebagai laba atau rugi, tetapi harus diakui sebagai Premium Hutang Obligasi yaitu sebagai berikut :
1)      Jika harga dijual lebih tinggi dibanding nilai nominalnya, maka selisihnya dikreditkan ke rekening Premium Hutang Obligaasi. Misalnya PT “Utami Dewi” tersebut berhasil menjual ssemua obligasi yang diterbitkan (1.000 lwmbar) dengan harga @ Rp11.500,- maka akan dicatat :

Kas                                                                                       Rp 11.500.000,-
     Hutang obligasi 18%
     Belum beredar                                                                                         Rp 10.000.000,-
     Premium obligasi 18%                                                                            Rp   1.500.000,-
Mencatat penjualan obligasi
     Yang diterbitkan.

2)      Jika harga jual lebih rendah dibandingkan nilai nominalnya maka selisihnya diterbitkan Diskontro Hutang Obligasi. Misalnya PT “Utama Dewi” tersebut berhasil menjual semua obligasi yang diterbitkan dengan harga @ Rp9.600, maka dicatat :




Kas                                                                Rp 9.600.000,-
Diskontro hutang obligasi 18%                    Rp   400.000,-
Hutang obligasi 18%
Belum beredar                                                                                              Rp 10.000.000,-
Mencatat penjualan obligasi yang diterbitkan.

b.      Terhadap penerbitan obligasi yang hanya dimuat di memorandum
Jika cara kedua ini dipakai, maka pada saat penerbitan obligasi tidak dibuat jurnal. Bagian akutansi hanya membuat memorandum tentang penerbitan tersebut.
Pada saat obligasi tersebut dijual akan dicatat dengan mendebet rekening kas sebesar kas yang diterima dan mengkredit rekening Hutang Oblogasi sebesar nilai nominalnya. Apabila ada perbedaan antara harga jual obligasi dengan nilai nominal obligasi akan diperlakukan sebagai Premium Hutang Obligasi atau Diskontro Hutanh Obligasi.sama dengan cara pertama tersebut diatas. Oleh karena itu jurnal untuk mencatat penjualan 1.000 lembar obligasi 18% nominal @ Rp10.000 dengan harga @ Rp11.500 adalah :

Kas                                                                 Rp 11.500.000
Hutang obligasi 18%                                                                                          Rp 10.000.000
Premium Hutang Obligasi 18%                                                             Rp   1.500.000
Mencatat penjualan obligasi yang diterbitkan.

Pembahasan selanjutya dalam bab ini didasarkan pada anggapan bahwa perusahaan menggunakan cara yang kedua ini.

2.      Penjualan Surat Obligasi
Surat obligasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan dapat dijual kepada pihak lain dengan berbagai cara.
a.       Dijual secara tunai
b.      Ditukar dengan aktiva selain kas
c.       Ditukar dengan obligasi lain yang beredar
Akutansi untuk masing-masing cara tersebut adalah sebagai berikut:
a. Surat Obligasi Dijual Tunai
Surat obligasi yang dijual secara tunai mempunyai kemungkinan untuk dijual dengan harga:
·         sebesar nilai nominal
·         Lebih kecil atau dibawah nilai nominal
·         Lebih besar atau dibawah nilai nominal
Akutansi untuk masing-masing kemungkinan tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Obligasi dijual secara tunai seharga nilai nominal
Jika obligasi dijual secara tunai sebesar nilai nominal maka akan dicatat dengan mendebit rekening kas dan mengkredit rekening Hutang Obligasi, masing-masing sebesar nilai nominal.
Sebagai contoh, pada tanggal 1 maret 1984 PT “Pramudya” menjual 1000 lembar obligasi 18% yang bunganya dibayarkan tiap-tiap tanggal 1 maret dan 1 september sehingga nilai nominalnya, yaitu Rp25.000,- per lembar. Transaksi ini dicatat:







1984 Kas                                                           Rp25.000.000,-
Mrt. 1     Hutang Obligasi 18%                                                  Rp25.000.000,-
           Mencatat penjualan obligasi.


2.      Obligasi dijual secara tunai dengan harga dibawah nilai nominal
Jika obligasi dijual secara tunai dengan harga dibawah nilai nominal, akan dicatat dengan mendebit rekening kassebesar harga jual bersih, mengkredit rekeninh Hutang Obligasi sebesar nilai nominal, dan selisih antara harga jual dengan nilai nominal, dan selisih antara harga jual dengan nilai nominalnya akan diterbitkan kedalam rekening Diskontro Hutang Obligasi.

Misalnya PT “Pramudya” tersebut berhasil menjual 1.000 lembar obligasi yang nominalnya Rp25.000,- perlembar dengan harga Rp22.500,- perlembar akan dicatat:

1984
Mrt.1
Kas                                                            Rp 22.500.000    
Diskontro hutang Obligasi 18%                       2.500.000
Hutang Obligasi 18%                                                Rp 25.000.000
Mencatat Penjualan Obligasi

3.      Obligasi dijual secara tunai dengan harga diatas nominal
Jika obligasi dijual secara tunai dengan harga diatas nilai nominal, maka akan dicatat dengan mendebet rekening kas sebesar harga jual, mengkredit rekening  sebesar nilai nominal, dan selisih antara harga jual dan nilai nominal yang akan dikreditkan kerekening Premium Hutang Obligasi

Misalnya PT “Pramudya” tersebut berhasil menjual 1.000 lembar obligasi yang nominalnya Rp25.000 per lembar dengan harga Rp26.000 per lembar. Transaksi ini akan dicatat:

1984
Mrt 1
Kas                                                     Rp 26.000.000
Hutang Obligasi 18%                                           Rp 25.000.000
Premium Hutang Obligasi 18%                           Rp   1.000.000
Mencatat Penjualan Obligasi

Sering kali penjualan obligasi tidak terjadi pada tanggal pembayaran bunga. Apabila hal ini terjadi maka kas yang akan diterima dalam transaksi tersebut berasal dari dua sumber yaitu harga jual obligasi ditambah bunga berjalan. Bunga berjalan itu dihitung sejak tanggal pembayaran bunga yang berakhir sampai dengan tanggal terjadinya transaksi penjualan. Transaksi ini akan dicatat dengan mendebet rekening  kas sebesar kas yang diterima, mengkredit rekening Hutang Obligasi sebesar nilai nominal dan rekening Biaya Bunga sebesar bunga berjalan. Apabila dalam transaksi tersebut harga jualnya tidak sama dengan nilai nominalnya, maka selisih akan didebetkan rekening Diskontro Hutang Obligasiatau dikreditkan ke rekening  Premium Hutang Obligasi.

Sebagai contoh, penjualan 1.000 lembar obligasi 18% dangan nominal Rp25.000,- per lembar yang bunganya dibayar tiap-tiap tanggal 1 maret dan 1 september, dengan harga Rp26.000,- per lembar tersebut terjadi pada tanggal 1 juli 1984. Sehingga jumlah kas terdiri atas:

-          Harga jual obligasi =1000 X Rp 26.000                           =Rp 26.000.000
-          Bunga berjalan =18% X 4/12 X Rp 25.000.000               =Rp   1.500.000
                                                                                            Rp 27.500.000

b.         Surat obligasi ditularka dengan aktiva selain kas
Jika obligasi di tukarkan dengan aktiva selain kas, maka aktiva yang diterima tersebut akan di debit  sebesar harga pasarnya yang layak atas aktiva tersebut, dan rekening hutang obligasi akan dikredit sebesar nilai nominal nya. Apabila harga pasar aktiva yang diterima tersebut tidakdiketahui, maka aktiva tetap yang diterima akan didebet sebesar harga pasar obligasi.
Apabila ada perbedaan antara harga pasar aktiva tetap atau harga obligasi dengan nominal obligasi, mka sekisih akan dioerlukan sebagai premium atau diskontro hutang obligasi.

c.          Surat obligasi dikeluarkan dengan obligasi lain
     Surat obligasilain berarti dipakai untuk melunasi hutang obligasi lain, yang akan dibahas lebih lanjut di dalam bab ini mengenai penarikan obligasi.
3.      Biaya Bunga
            Dengan menerbitkan hutang obligasi perusahaan tertarik untuk membayar biaya bunga pada tanggal tiap-tiap pembayaran bunga, seperti yang telah diatur dalam perjanjian. Besarnya bunga yang dibayarkan ini jumlah nya dihitung dengan rumus:

Bunga= Tingkat Bunga Nominal X Nilai Nominal Hutang Obligasi

            Setiap pembayaran biaya bunga perusahaan akan mencatat dengan mendebit rekening Biaya Bunga den mengkredit rekening Kas masing-masing sebesar biaya bunga dibayarkan
4.      Armortisasi premium atau Diskontro Hutang Obligasi
                   Seperti yang telah diuraikan dimuka bahwa hutang obligasi dilaksanakan atas dasar hutang pokok yang diukur dengan harga jual bersih. Di lain pihak pada tanggal jatuh temponya hutang obligasi akan dilunasi sebesar nilai nominalnya. Oleh karena itu apabila didalam penjualan obligasi timbul premium atau diskontro, maka akan di amortisasi selama jangka waktu hutang obligasi yang bersangkutan, sehingga pada tanggal jatuh temponya semua premium atau diskontro sudah habis diamortisasi. Amortisasi pada premium atau diskontro tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Amortisasi Premium Hutang Obligasi
Adanya Premium hutang obligasi menimbulkan dua akibat bagi perusahaan yaitu:
·         Perusahaan mengakui hutang obligasi yaitu lebih tinggi (terlalu tinggi) bila dibandingkan hutang yang resmi yang nantinya akan dibayarkan pada waktu jatuh tempo.
sebenarnya ditanggung perusahaan. Perusahaan mengakui biaya bunga sejumlah biaya bunga yang dibayarkan pada tiap-tiap tanggal pembayaran bunga.
Sebenarnya hutang perusahaan hanya sebesar nominal hutang obligasi saja. Sedangkan biaya bunga yang ditanggung perusahaan (BBT) adalah selisih antara kas yang diterima perusahaan (KKI). Kas yang diterima perusahaan adalah sama dengan harga jual obligasi, yang dalam hal ini terdiri atas nilai nominal (NN) ditambah Premium Hutang Obligasi (PHO). Sedangkan kas yang dikeluarkan (KKI) terdiri atas biaya bunga yang dibayarkan (BBD) ditambah pelunasan hutang obligasi yang besarnya sama dengan nilai nominal obligasi, atau secara matematis dapat dinyatakan bahwa KKI = BBD + NN. Dengan demikian besarnya bunga yang harus ditanggung perusahaan dapat dihitung:

BBT= KKI-KDt
BBT= (BBD+NN)-(NN+PHO)
BBT= BBD+NN-NN-PHO
BBT= BBD-PHO

            Jadi biaya bunga yang harus ditanggung perusahaan adalah samadengan biaya bunga yang dibayarkan dikurangi hutang premium obligasi.
Dengan kata lain, adanya premium hutang obligasi mengakibatkan hutang obligasi dan biaya bunga diakui terlalu besar, masing-masing sebesar premium tersebut. Rekening-rekening yang diakui terlalu besar  tersebut  harus disesuaikan secara periodic dengan amortisasi premium, yang dicatat dengan mendebet rekening Premium Hutang Obligasi dan Biaya Bunga.
b.      Amortisasi Diskontro Hutang Obligasi
Terjadinya diskontro hutang obligasi merupakan kebalikan dari terjadinya Premium Hutang Obligasi. Oleh karena itu akibatnya juga mrupakan kebalikan dari akibat adanya premium hutang obligasi. Terjadinya diskontro hutang obligasi mengakibatkan Hutang Obligasi dan Biaya Bunga diakui terlalu rendah, masing-masing sebesar diskontro tersebut. Oleh karena itu rekening-rekening tersebut harus disesuaikan secara periodic dengan atmortisasi diskontro hutang obligasi yang dicatat dengan cara mendebit rekening biaya bunga dan mengkredit rekening diskontro hutang obligasi. Jadi diskontro hutang obligasi tersebut solah-olah (pada prinsipnya) merupakan porsekot biaya bunga.
Pencatat terhadap atmortisasi premium hutang obligasi atau atmortisasi diskontro hutang obligasi dapat dilakukan pada tiap-tiap akhir tahun atau tiap-tiap pada tanggal pembayaran biaya bunga. Sedangkan besarnya atmortisasi dicatat untuk tiap-tiap periode dapat dihitung dengan beberapa metode, satu diantaranya adalah metode garis lurus (straight line method). Didalam metode garis lurus ini premium atau diskontro hutang obligasi dapat diamortisasi secara proporsional dengan waktu. Besarnya tarip atmortisasi dapat dihitung dengan rimus:

A = P atau D
JWO

                     Dimana:
A= Tarip atmortisasi premium atau diskontro hutang obligasi.
P= Premium hutang obligasi
D= Diskontro hutang obligasi
JWO= Jangka waktu hutang  obligasi, yang dihitung sejak tanggal-tanggal penjualan sampai anggal jatuh tempo.

C.       JENIS DAN PERINGKAT OBLIGASI
Beberapa jenis obligasi yang bias dijumpai dalam praktik adalah :
1.         Obligasi berjaminan dan tanpa jaminan. Obligasi berjaminan (secured bonds) didukung oleh janji dari beberapa orang peminjam. Obligasi hipotik dijamin oleh klaim atas real estat. Obligasi perwakilan kolateral dijamin oleh saham dan obligasi koprasi lain. Obligasi yang tidak didukung oleh jaminan disebut obligasi tanpa jaminan. Obligasi debenture merupakan obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds). Junk bond juga merupakan obligasi tanpa jaminan dan sangat beresiko, sehingga harus membayar suku bunga yang tinggi. Obligasi ininsering digunakan untuk membiayai leveraged buyoud.
2.         Obligasi berjangka, obligasi berseri, dan obligasi yang dapat ditebus. Terbitan obligasi yang jatuh tempo pada satu tanggal disebut obligasi berjangka, sementara terbitan yang jatuh tempo dengan serangkaian pembayaran angsuran disebut obligasi berseri. Obligasi yang jatuh tempo secara berseri digunakan oleh sekolah atau dinas kebersihan, kotapraja, atau dinas perpajakan daerah yang meminjam uang melalui retribusi khusus. Obligasi yang dapat ditebus (callable bonds) memberikan kepada penerbitnya hak untuk menebus dan menarik obligasi itu sebelum jatuh temponya.
3.         Obligasi convertible, obligasi yang didukung komoditas, dan dengan diskonto besar. Jika obligasi dapat dikonversi sekuritas lain korporasi dalam jangka waktu tertentu setelah penerbitannya, maka obligasi ini disebut obligasi convertible (convertible bonds). Dua jenis obligasi yang baru telah dikembangkan dalam rangka menarik modal dalam pasar uang yang ketat obligasi yang didukung komoditas dan obligasi dengan diskonto besar (deep-discount bonds).
4.         Obligasi yang didukung komoditas (disebut juga obligasi yang berkaitan dengan aktiva) dapat ditebus dalam ukuran komoditas, seperti minyak dalam barel, batubara dalam ton, dan logam mulia dalam ons. Sebagai ilustrasi, sunshine mining, sbuang produsen pertambangan perak, menjual dua terbitan obligasi yang dapat ditebus baik secara tunai sebesar $1.000 maupun dengan 50 ons perak, mana yang lebih besar pada tanggal jatuh tempo, dan mempunyai suku bunga ditetapkan sebesar 8,5%. Masalah akuntansinya adalah memproyeksikan nilai jatuh tempo, terutama harga perak berfluktuasi antara $4 sampai $40 per ons sejak penerbitan.
5.         Obligasi terdaftar dan obligasi atas unjuk (kupon). Obligasi yang diterbitkan atas nama pemilik adalah obligasi terdaftar dan mensyaratkan penyerahan sertifikat serta penerbitan sertifikat baru untuk menyelesaikan penjulan. Namun, obligasi atas unjuk atau kupon tidak dapat dicatat atas nama pemilik dan dapat ditransfer dari satu pemilik ke yang lainnya hanya dengan penyerahan.
Obligasi laba dan obligasi pendapatan. Obligasi laba (income bonds) tidak membayar bunga kecuali perusahaan penerbitnya merai laba. Obligasi pendapatan, (revenue bonds) yang disebut demikian karena menbayar bunga dari sumber pedapatan tertentu, paling sering dikeluarkan oleh Bandar udara, listrik sekolah, otoritas jalan tol, dan lembaga pemerintahan.

D.       PENILAIAN HUTANG OBLIGASI
Penerbitan dan pemasaran obligasi kepada publik tidak akan terjadi dalam satu malam. Biasanya diperlukan waktu selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan untuk melakukannya. Penanggung harus ditetapkan, persetujuan securities exchange commission harus diperoleh, audit dan penerbitan prospektur mungkin diperlukan, dan sertifikat harus dicetak. Seringkali, persyaratan dalam indenture obligasi ditetapkan jauh sebelu penjualan obligasi dilakukan. Antara tanggal penetapan syarat dan penerbitan obligasi, kondisi pasar serta posisi keuangan korporasi yang menerbitkan dapat berubah secara signifikan. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi daya pemasaran obligasi serta harga jualnya.
Harga jual obligasi ditetapkan oleh fenomena umum seperti penawaran dan permintaan dari pembeli serta penjual, resiko relative, kondisi pasar, dan keadaan perekonomian. Masyarakat investasi menilai obligasi pada nilai sekarang dari arus kas masa depannya, yang terdiri dari (1) bunga dan (2) pokok. Suku bunga yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas ini adalah suku bungan yang memberikan pengembalian yang dapat diterima, yang sebanding dengan karakteristik resiko penerbitnya.
Suku bunga yang ditulis dalam persyaratan indenture obligasi (dan biasanya terletak pada sertifikat obligasi) dikenal sebagai suku bunga ditetapkan, kupon, atau nominal. Suku bunga ini, yang ditetapkan oleh penerbit obligasi, dinyatakan sebagai persentase dari nilai nominal, yang disebut juga nilai pari (par value) jumlah pokok atau nilai jatuh tempo obligasi trsebut. Jika suku bunga digunakan oleh masyarakat investasi (pembeli) berbeda dengan suku bunga ditetapkan, maka nilai sekarang obligasi yang dihitung oleh pembeli (dan harga beli berjalan)akan berbedadengan nilai nominal obligasi. Selisih antara nilai nominal dan nilai sekarang obligasi bias berupa diskonto atau premi. Jika obligasi dijual lebih rendah dari nilai nominalnya, maka obligasi tersebut dijual dengan diskonto. Jika obligasi dijual lebih tinggi dari nilai nominalnya, maka obligasi tersebut dijual dengan premi.
   Suku bangsa aktual yang dihasilkan oleh pemegang obligasi disebut hasil efektif (effective yield), atau suku bunga pasar (market rate). Jika obligasi dijual dengan diskonto, maka hasil efektifnya lebih tinggi dari suku bunga ditetapkan. Sebaliknya, jika obligasi dijual pada premi, maka hasil efektifnya lebih rendah dari suku bunga ditetapkan. Pada saat obligasi beredar, harganya dipengaruhi oleh beberapa variable, dimana yang sangat berpengaruh adalah suku bunga pasar. Hal ini merupakan hubungan terbalik antara suku bunga pasar dengan harga obligasi. Hal ini akan digambarkan secara grafis. Kerugian pokok obligasi yang besar ini terutama yang dialami federal reserve’s telah meningakatkan suku bunga jangka pendek sebesar 1,5% pada pertengahan 1990-an.

E.        METODE BUNGA EFEKTIF
Prosedur yang dipilih profesi akuntansi untuk amortisasi diskonto atau premi adalah metode bunga efektif (disebut juga amortisasi nilai sekarang). Dalam metode bunga efektif:
1.      Beban bunga obligasi pertama kali dengan mengalikan nilai tercatat obligasi pada awal periode dengan suku bunga efektif.
2.      Amortisasi diskonto dan premi obligasi kemudian ditentukan dengan membandingakan bunga obligasi terhadap bunga dibayarkan.
Metode bunga efektif menghasikan beban bunga periodik yang sama dengan persentase konstan dari nilai tercatat di obligasi itu. Karena persentase adalah suku bunga efektif yang dikeluarkan peminjam pada waktu penerbitan, maka metode bunga garis-lurus.
   Metode bunga efektif dan metode garis-lurus keduanya menghasilkan jumlah total beban bunga yang sama selamanya jangka waktu obligasi, dan jumlah tahunan beban bunga umumnya sama. Akan tetapi, apabila jumlah tahunan berbeda secara material, maka metode bunga efektif disyaratkan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum


BAB III
PENUTUP


 Kesimpulan
Hutang obligasi merupakan kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi (1 tahun) dihitung dari tanggal pembuatan neraca. Hutang jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana. Jenis-jenis hutang jangka panjang meliputi : hutang obligasi, hutang hipotek, dan hutang wesel jangka panjang. Hutang hipotek dan hutang wesel jangka panjang relatif sedikit cakupannya jika dibandingkan dengan hutang obligasi. Obligasi mengandung berbagai masalah dan variasi yang berpengaruh pula pada akuntansinya sehingga cakupannya sangat luas.



DAFTAR PUSTAKA

·      Sugiarto. 1987. Dasar-Dasar Akuntansi 2. Yogjakarta: BPFE.
            Kieso, Donald E. 2002. Inter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar